Selasa, 18 Maret 2014




1.      Pengertian Pencemaran
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat  tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
2.      Macam-Macam Pencemaran
Menurut tempat terjadinya, pencemaran dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu pencemaran udara, air, dan tanah.
a.       Pencemaran udara
Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai berikut:
1)      Gas H2S. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi, bisa juga dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara.
2)      Gas CO dan CO2. Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau, bersifat racun, merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna dari bahan buangan mobil dan mesin letup.
3)      Partikel SOx dan NO2. Kedua partikel ini bersama dengan partikel cair membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang dapat mengganggu pernapasan.
4)      Batu bara yang mengandung sulfur melalui pembakaran akan menghasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida bersama dengan udara serta oksigen dan sinar matahari dapat menghasilkan asam sulfur. Asam ini membentuk kabut dan suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang disebut hujan asam.

b.      Pencemaran air
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut:
1)      Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan  sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat racun.
2)      Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan 02 di air berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.
3)      Fosfat hasil pembusukan bersama HO3 dan pupuk pertanian  terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming algae).

c.       Pencemaran tanah
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini :
1)      Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis,
pecahan kaca, dan kaleng
2)      Detergen yang bersifat non biodegradable (secara alami sulit diuraikan)
3)      Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.

d.      Pencemaran suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio/ tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran.
3.      Parameter Tingkat Pencemaran
Dengan mengetahui beberapa parameter yang ada pada daerah/ kawasan penelitian akan dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah lingkungan itu sudah terkena pencemaran atau belum. Parameter-parameter yang merupakan indicator terjadinya pencemaran adalah sebagai berikut:
a.       Parameter kimia
Parameter kimia meliputi CO2, pH, alkanitas, fosfor, dan logam-logam berat.
b.      Parameter biokimia
Parameter biokimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu jumlah oksigen dalam air. Cara pengukurannya dengan menyimpan sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennya selama 5 hari. Kemudian kadar oksigennya diukur lagi. BOD digunakan untuk mengukur banyaknya pencemar organic. Menurut Menteri Kesehatan, kandungan oksigen dalam air minum atau BOD tidak boleh kurang dari 3 ppm.
c.       Parameter fisik
Parameter fisik meliputi temperature, warna, rasa, bau, kekeruhan, dan radioaktivitas.
d.      Parameter biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya mikrorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos, dan plankton.
4.      Menguji Air Tercemar dengan Parameter Kimia
Dalam menentukan tingkat pecemaran secara kimia pada air yang tercemar, dapat diuji menggunakan indicator asam basa. Indikator asam basa merupakan suatu senyawa yang menunjukkan perubahan warna apabila bereaksi dengan asam atau basa.
Indikator alami, berbagai jenis tumbuhan dapat digunakan sebagai indicator alami. Tumbuhan yang termasuk indicator alami akan menunjukkan perubahan warna pada larutan asam ataupun basa. Beberapa contoh tumbuhan yang termasuk indicator alami adalah kunyit, bunga mawar, kubis merah, dan bunga kembang sepatu.
Ekstrak kunyit akan memberikan warna kuning cerah pada larutan asam dan dalam suasana basa akan memberikan warna jingga. Kubis (kol) merah mengandung suatu zat indicator yaitu antosianin. Zat ini berwarna merah pada asam, berwarna hijau pada basa lemah, dan berwarna kuning pada basa kuat. Ekstrak bunga kembang sepatu akan memberikan warna merah cerah bila diteteskan dalam larutan asam. Bila diteteskan dalam larutan basa akan dihasilkan warna hijau.

Indikator buatan, salah satu jenis indicator buatanyang bukan dalam bentuk larutan cair adalah kertas lakmus. Ada dua jenis kertas lakmus, yaitu kertas lakmus merah dan lakmus biru. Kertas lakmus biru akan menjadi merah dalam larutan asam. Kertas lakmus merah akan menjadi biru dalam larutan basa.


Sumber : Wahono, dkk.. 2013. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdikbud.

0 komentar:

Posting Komentar