Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam
lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya (Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup
No. 4 Tahun 1982).
2. Macam-Macam
Pencemaran
Menurut
tempat terjadinya, pencemaran dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu pencemaran
udara, air, dan tanah.
a.
Pencemaran
udara
Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai berikut:
Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai berikut:
1) Gas H2S. Gas ini bersifat
racun, terdapat di kawasan gunung berapi, bisa juga dihasilkan dari pembakaran
minyak bumi dan batu bara.
2) Gas
CO dan CO2. Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau,
bersifat racun, merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna dari bahan
buangan mobil dan mesin letup.
3) Partikel SOx dan NO2. Kedua partikel ini
bersama dengan partikel cair membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang
dapat mengganggu pernapasan.
4) Batu bara yang mengandung sulfur melalui pembakaran
akan menghasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida bersama dengan udara serta
oksigen dan sinar matahari dapat menghasilkan asam sulfur. Asam ini membentuk
kabut dan suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang disebut hujan asam.
b. Pencemaran air
Polusi air
dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut:
1)
Pembuangan
limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik,
misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan
CO, dapat terakumulasi dan bersifat racun.
2)
Sampah
organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan 02 di air berkurang sehingga
mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.
3)
Fosfat
hasil pembusukan bersama HO3 dan pupuk pertanian terakumulasi
dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral yang menyebabkan
pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming
algae).
c.
Pencemaran
tanah
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran
berikut ini :
1)
Sampah-sampah
plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis,
pecahan kaca, dan kaleng
pecahan kaca, dan kaleng
2) Detergen yang bersifat non biodegradable (secara alami
sulit diuraikan)
3) Zat kimia dari buangan pertanian,
misalnya insektisida.
d. Pencemaran suara
Polusi
suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru
mesin pabrik, radio/ tape recorder
yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran.
3. Parameter
Tingkat Pencemaran
Dengan
mengetahui beberapa parameter yang ada pada daerah/ kawasan penelitian akan
dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah lingkungan itu sudah terkena
pencemaran atau belum. Parameter-parameter yang merupakan indicator terjadinya
pencemaran adalah sebagai berikut:
a.
Parameter kimia
Parameter
kimia meliputi CO2, pH, alkanitas, fosfor, dan logam-logam berat.
b.
Parameter biokimia
Parameter
biokimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu jumlah
oksigen dalam air. Cara pengukurannya dengan menyimpan sampel air yang telah
diketahui kandungan oksigennya selama 5 hari. Kemudian kadar oksigennya diukur
lagi. BOD digunakan untuk mengukur banyaknya pencemar organic. Menurut Menteri
Kesehatan, kandungan oksigen dalam air minum atau BOD tidak boleh kurang dari 3
ppm.
c.
Parameter
fisik
Parameter
fisik meliputi temperature, warna, rasa, bau, kekeruhan, dan radioaktivitas.
d.
Parameter biologi
Parameter
biologi meliputi ada atau tidaknya mikrorganisme, misalnya, bakteri coli,
virus, bentos, dan plankton.
4. Menguji
Air Tercemar dengan Parameter Kimia
Dalam menentukan tingkat pecemaran secara kimia pada
air yang tercemar, dapat diuji menggunakan indicator asam basa. Indikator asam
basa merupakan suatu senyawa yang menunjukkan perubahan warna apabila bereaksi
dengan asam atau basa.
Indikator
alami, berbagai jenis tumbuhan dapat digunakan sebagai
indicator alami. Tumbuhan yang termasuk indicator alami akan menunjukkan
perubahan warna pada larutan asam ataupun basa. Beberapa contoh tumbuhan yang
termasuk indicator alami adalah kunyit, bunga mawar, kubis merah, dan bunga
kembang sepatu.
Ekstrak kunyit akan memberikan warna kuning cerah
pada larutan asam dan dalam suasana basa akan memberikan warna jingga. Kubis
(kol) merah mengandung suatu zat indicator yaitu antosianin. Zat ini berwarna
merah pada asam, berwarna hijau pada basa lemah, dan berwarna kuning pada basa
kuat. Ekstrak bunga kembang sepatu akan memberikan warna merah cerah bila
diteteskan dalam larutan asam. Bila diteteskan dalam larutan basa akan
dihasilkan warna hijau.
Indikator
buatan, salah satu jenis indicator buatanyang bukan dalam
bentuk larutan cair adalah kertas lakmus. Ada dua jenis kertas lakmus, yaitu
kertas lakmus merah dan lakmus biru. Kertas lakmus biru akan menjadi merah
dalam larutan asam. Kertas lakmus merah akan menjadi biru dalam larutan basa.
Sumber : Wahono, dkk.. 2013. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdikbud.
0 komentar:
Posting Komentar